Minggu, 12 Maret 2017

KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA

BAB II
PEMBAHASAN

KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA
Komunikasi digunakan dalam setiap aspek kehidupan kita, dari segi bisnis, ilmu komunikasi mempunyai peranan penting bagaimana melayani pelanggan yang berbeda budaya dengan kita semua itu mempunyai trik tersendiri, dibawah ini akan dijelaskan mengenai apa itu komunikasi bisnis lintas budaya. Dalam dunia bisnis kita juga memperlukan komunikasi apalagi jika kita berbisnis dengan orang yang mempunyai kebudayaan berbeda dengan kita lah berikut ini makna dari komunikasi bisnis lintas budaya.
2.1.      Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
1.      Pengertian Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan faktor-faktor budaya di suatu daerah, wilayah atau negara.
Apabila para pelaku bisnis akan melakukan ekspansi bisnisnya ke daerah lain atau ke negara lain, pemahaman budaya di suatu daerah atau negara tersebut menjadi sangat penting artinya, termasuk bagaimana memahami produk-produk musiman di suatu negara. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai terjadi kesalahan fatal yang dapat mengakibatkan kegagalan bisnis.
2.      Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
Dengan melihat perkembangan atau tren yang ada saat ini, komunikasi bisnis lintas budaya sangat penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis di antara mereka.Bagaimanapun diperlukan suatu pemahaman bersama antara dua orang atau lebih dalam melakukan komunikasi lintas budaya, baik melalui tulisan maupun lisan. Semakin banyaknya pola kerja sama maupun kesepakatan ekonomi di berbagai kawasan dunia saat ini akan menjadikan komunikasi bisnis lintas budaya semakin penting.



3.      Komunikasi dengan Orang yang Berbudaya Asing
a.       Belajar Tentang Budaya
Ketika tinggal di negara lain alangkah baiknya seseorang sedikit banyak mengenal budaya maupun adat istiadat yang berlaku dinegara tersebut. Mengenal beberapa kata bahasa asing untuk seatu pergaulan di lingkuang bisnis merupakan langkah baik yang senantiasa perlu dikembangkan. Jadi belajar tentang budaya negara lain juga bisa dijadikan sebagai langkah awal untuk berkomunikasi dengan orang yang berbudaya asing.
b.      Mengembangkan Ketrampilan Komunikasi Lintas Budaya
Mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seorang tentang budaya tertentu sebenarnya merupakan cara yang baik untuk menemukan bagaiman mengirim dan menerima pesan-pesan lintas budaya secara efektif. Mempelajari ketrampilan komunikasi lintas budaya pada umumnya akan membantu seseorang beradaptasidalam setiap budaya, khususnya jika seseorang berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda.
c.       Negosiasi Lintas Budaya
Membedakan budaya dalam dua kelompok yaitu budaya permukaan (surface culture) seperti makanan, liburan, gaya hidup, dan buday tinggi (deep culture), yang terdiri atas sikap nilai-nilai yang menjadi dasar budaya tersebut.
Orang yang berasal dari budaya yang berbeda seringkali mempunyai pendekatan negosiasi yang berbeda.Tingkat toleransi untuk suatu ketidaksetujuan pun bervariasi. Seseorang harus dapat menumbuhkan hubungan personal sebagai dasar membangun kepercayaan dalam proses negosiasi.
Negosiator dari budaya yang berbeda mungkin menggunakan teknik pemecahan masalah dan metode pengambilan keputusan yang berbeda. Jika mempelajari budaya partner sebelum bernegosiasi, akan lebih mudah untuk dapat memahami pandangan mereka. Menunjukkan sikap yang luwes, hormat, sabar dan sikap bersahabat akan membawa pengaruh yang baik bagi proses negosiasi yang sedang berjalan, yang pada akhirnya dapat ditemukan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.




2.2.      Memahami Budaya dan Hambatan Utama dalam Komunikasi Lintas Budaya
a.       Memahami Budaya dan Perbedaan Budaya
Budaya adalah symbol, keyakinan, sikap, nilai, harapan dan norma tingkah laku yang dimiliki bersama (Bovee dan Thill, 2003:68). Budaya juga diartikan sebagai konvensi-konvensi kebiasaan, sikap dan perilaku sekelompok orang (Hearth, 2004:125). Semua anggota suatu budaya memiliki asumsi serupa mengenai bagaimana seharusnya berpikir, bertingkah laku dan dan berkomunikasi. Mereka cenderung bertindak dengan cara serupa sesuai asumsi yang dianut.
Budaya terdiri dari beberapa kelompok budaya yang beragam. Kelompok budaya yang homogeny dinamakan subbudaya seperti sub budaya etnik Jawa, Sunda, Bali, Betawi dll. Ada kelompok masyarakat yang tidak memiliki kriteria sebagai subbudaya tetapi memiliki persamaan yang mecolok yang disebut dengan penyimpangan (deviant subculture) seperti kaum waria, pecandu obat bius dll.
Budaya memengaruhi seseorang sejak dalam kandungan sampai meninggal dunia. Mengakui perbedaan budaya tanpa mengharapkan orang dari budaya manapun untuk meninggalkan identitas diri merupakan langkah penting kearah komunikasi lintas budaya yang efektif. Selain mempermudah hubungan bisnis, pemahaman terhadap perbedaan budaya sekaliggus juga meningkatkan reputasi perusahaan.
b.      Mengenali Perbedaan Budaya
Ketika seseorang berkomunikasi pada umumnya terdapat kecendrungan untuk menggunakan asumsi budayanya sendiri dan menganggap orang lain memiliki budaya, bahasa dan persepsi seperti dirinya. Perbedaan budaya yang semakin besar akan berakibat pada semakin besarnya persepsi.
Ada 10 perbedaan budaya yang muncul (Bovee dan Thill, 2003:69) yaitu :
1.      Nilai-Nilai Sosial
Secara umum orang-orang Amerika berpandangan bahwa uang akan dapat mengatasi berbagai masalah, kekayaan yang diperoleh dari usahanya sendiri merupakan sinyal superioritas, dan orang yang bekerja keras lebih baik daripada yang tidak bekerja keras. Mereka juga benci terhadap kemiskinan dan menghargai kerja keras. Di Indonesia, khususnya orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan masih memiliki nilai-nilai kebersamaan yang tinggi, sementara ada kecenderungan bahwa nilai gotong royong mulai memudar di daerah perkotaan, seiring dengan semakin tingginya sikap individualistis.

2.      Peran dan Status
Di banyak negara, wanita belum memainkan peran yang menonjol dalam bisnis. Apabila ada eksekutif wanita yang berkunjung ke negara tersebut, bisa jadi itu disepelekan atau dianggap tidak serius. Budaya juga menentukan cara seseorang dalam menunjukkan rasa hormat terhadap atasan. Misalnya, atasan disapa “Mr. Robert” atau “Mr. Black” di Amerika Serikat. Namun di China, digunakan gelar jabatan untuk menyapa seseorang, misalnya “Direktur Ho” atau “Manajer Han”. Konsep status juga berbeda-beda misalnya, manajer puncak di Amerika Serikat memiliki ruang kerja khusus, meja paling mahal dan lain-lain. Namun di Perancis , manajer puncak bekerja diruang terbuka dan dikelilingi para manajer menengah.
3.      Adat Pembuatan Keputusan
Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Kanada, para eksekutif selalu berupaya secepat dan seefisien mungkin dalam mengambil suatu keputusan penting. Umumnya, para manajer puncak berkaitan dengan suatu keputusan pokok atau utama, sedangkan hal-hal yang rincian diserahkan kepada manajer yang lebih bawa. Lain halnya di Yunani mengabaikan rincian diangap sebagai sikap menghindar dan tidak dapat dipercaya.
4.      Konsep Waktu
Sebagian besar penduduk negara maju sudah menyadari bahwa waktu sangatlah berharga. Untuk menghemat waktu, para eksekutif Amerika Serikat dan Jerman membuat rencana bisnis secara efisien dengan memusatkan perhatian pada tugas tertentu pada periode tertentu. Oleh karena waktu sangatlah terbatas, dalam berkomunikasi mereka cenderung langsung menuju pada pokok persoalan (to the point) dan cepat. Hal ini berbeda dengan para eksekutif dari Asia, yang umumnya memandang waktu relative fleksibel. Menurut mereka, membangun fondasi hubungan bisnis jauh lebih penting daripada menepati batas waktu atau jadwal yang ketat.
5.      Konsep Ruang Pribadi
Orang Kanada dan Amerka Serikat biasanya berdiri terpisah sekitar 5 kaki ketika berbicara mengenai bisnis. Jarak tersebut terlalu dekat bagi orang jerman dean jepang. Akan tetapi, bagi orang Arab dan Amerika Latin jarak tersebut terlalu jauh. Bagaimana bila orang Arab dan Jerman berbisnis? Akan terjadi dansa budaya, dimana orang Jerman selalu bergerak menjauh dan orang Arab selalu bergerak mendekat. Akibatnya, orang Jerman merasa tidak nyaman karena selalu didekati dan orang Arab merasa tersinggung karena selalu dijauhi.
6.      Konteks Budaya
Salah satu dari berbagai macam cara orang menyampaikan pesannya kepada orang lain sangat ditentukan konteks budaya. Di dalam konteks budaya tinggi seperti Korea Utara atau Taiwan, orang kurang tergantung pada komunikasi verbal, tetapi lebih banyak tergantung pada komunikasi nonverbal. Dalam melakukan percakapan mereka cenderung menyampaikan pesan-pesan secara tidak langsung (indirect) yang disertai dengan ekspresi ataupun geraka-gerakan tubuh; dalam konteks budaya rendah, seperti Amerika Serikat dan Jerman, orang sangat tergantung pada komunikasi verbal dan bukan komunikasi nonverbal. Jadi, dalam melakukan pembicaraan mereka cenderung langsung pada persoalan atau disampaikan secara eksplisit tanpa basa basi.
7.      Bahasa Tubuh
Perbedaan bahasa tubuh sering kali menjadi sumber kesalahpahaman berkomunikasi lintas budaya. Sering kali orang perlu mewaspadai antara kata yang diucapkan dengan gerakan-gerakan tubuhnya agar dapat diketahui apa maksud yang sebenarnya. Misalnya untuk mengatakan ”Tidak” orang Amerika Serikat dan Kanada akan menggeleng, orang Bulgaria dengan mengangguk, dan orang Sisilia mengangkat dagu. Ucapan selamat datang disampaikan oleh orang Indonesia dengan bersalaman sementara suku India mengucapkan selamat datang dengan menjulurkan lidah. Bagi orang Amerika Serikat, menjulurkan lidah merupakan suatu ejekan.
8.      Tingkah Laku Sosial dan Sopan Santun
Apa yang dianggap sopan di suatu negara bisa jadi dianggap kurang sopan di negara lain. Contohnya, di negara-negara Arab memberikan suatu hadiah kepada istri orang lain dianggap tidak sopan, namun tidak demikian jika diberikan kepada anak-anaknya.menaikkan kaki ke atas meja dan memberikan sesuatu dengan tangan kiri dianggap biasa oleh orang Amerika Serikat, tetapi dianggap sebagai penghinaan oleh orang Mesir.
9.      Tingkah Laku Legal dan Etis
Perilaku yang etis dan tidak etis antarnegara pun bisa berbeda. Di beberapa negara, perusahaan diharapkan membayar sejumlah uang secara resmi untuk persetujuan kontrak pemerintah. Pembayaran tersebut dianggap sebagai hal yang rutin, namun di negara Amerika Serikat dan Swedia hal tersebut dikategorikan sebagai bentuk suap sehingga tidak etis dan ilegal.
10.  Perbedaan Budaya Perusahaan
Budaya organisasi adalah cara perusahaan dalam melaksanakan sesuatu. Dengan kata lain, budaya organisasi mempengaruhi cara orang bereaksi dengan orang lain. Ia juga dapat melihat bagaimana pekerja melakukan tugasnya, bagaimana mereka menafsirkan dan bereaksi satu sama lainnya, dan bagaimana mereka memandang perubahan. Saat ini, banyak perusahaan di Amerika Serikat mencoba membuat aliansi strategis dengan perusahaan asing dan sebagian mengalami kegagalan. Salah satu alasan kegagalannya adalah pertentangan budaya antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
c.       Menghadapi Hambatan Bahasa
Hambatan komunikasi (communication barrier) dalam komunikasi antar budaya (intercultural communication) mempunyai bentuk seperti sebuah gunung es yang terbenam di dalam air. Dimana hambatan komunikasi yang ada terbagi dua menjadi yang diatas air (above waterline) dan dibawah air (below waterline). Faktor-faktor hambatan komunikasi antar budaya yang berada dibawah air (below waterline) adalah faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang, hambatan semacam ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Jenis-jenis hambatan semacam ini adalah persepsi (perceptions), norma (norms), stereotip (stereotypes), filosofi bisnis (business philosophy), aturan (rules),jaringan (networks), nilai (values), dan grup cabang (subcultures group). Sedangkan terdapat 9 (sembilan) jenis hambatan komunikasi antar budaya yang berada diatas air (above waterline). Hambatan komunikasi semacam ini lebih mudah untuk dilihat karena hambatan-hambatan ini banyak yang berbentuk fisik.
Hambatan-hambatan tersebut adalah (Chaney & Martin, 2004, p. 11 – 12):
1.      Fisik (Physical)
Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu, lingkungan, kebutuhan diri, dan juga media fisik.
2.      Budaya (Cultural)
Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama, dan juga perbedaan sosial yang ada antara budaya yang satu dengan yang lainnya.
3.      Persepsi (Perceptual)
Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu hal. Sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan mempunyai pemikiran yang berbeda-beda.
4.      Motivasi (Motivational)
Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau apakah pendengar tersebut sedang malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi.
5.      Pengalaman (Experiantial)
Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu.
6.      Emosi (Emotional)
Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar. Apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin besar dan sulit untuk dilalui.
7.      Bahasa (Linguistic)
Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan (sender)dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan.
8.      Nonverbal
Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-kata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi. Contohnya adalah wajah marah yang dibuat oleh penerima pesan (receiver) ketika pengirim pesan (sender) melakukan komunikasi. Wajah marah yang dibuat tersebut dapat menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan merasa tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan.
9.      Kompetisi (Competition)
Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan. Contohnya adalah menerima telepon selular sambil menyetir, karena melakukan 2 (dua) kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak akan mendengarkan pesan yang disampaikan melalui telepon selularnya secara maksimal.
Apabila berhubungan dengan orang yang sama sekali tidak mengerti bahasa kita ada 3 pilihan yang dapat dilakukan yaitu mempelajari bahasa orang itu, menggunakan perantara atau penengah atau mengajarkan kepada mereka bahasa kita. Jika memiliki hubungan bisnis jangka panjang dengan orang dari budaya lain, mempelajari budaya dan bahasa mereka akan lebih bermanfaat. Namun perlu diingatkan bahwa untuk mempelajari bahasa asing diperlukan komitmen yang kuat.

2.3.      Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Lintas Budaya
               Mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seseorang tentang budaya tertentu sebenarnya merupakan suatu cara yang baik untuk menemukan bagaimana mengirim dan menerima pesan-pesan lintas budaya secara efektif. Namun, perlu diingat dua hal penting, yaitu pertama, jangan terlalu yakin bahwa seseorang akan dapat memahami budaya orang lain secara utuh atau sempurna. Kedua, jangan mudah terbawa kepada pola generalisasi terhadap perilaku seseorang dari budaya yang berbeda. Mempelajari keterampilan komunikasi lintas budaya pada umumnya akan membantu seseorang beradaptasi dalam setiap budaya, khususnya jika seseorang berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda.
Berikut ini adalah beberapa petunjuk atau tips yang diperlukan seseorang ketika berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda.
*      Asumsikan berbeda hingga suatu persamaan telah terbukti. Jangan berasumsi bahwa orang lain memiliki pandangan sama sampai benar-benar menjadi kenyataan.
*      Berani mengambil tanggung jawab saat berkomunikasi. Jangan berasumsi bahwa ini adalah pekerjaan orang lain untuk berkomunikasi dengan orang lain.
*      Tidak memberi pendapat. Belajar mendengar suatu cerita yang utuh dan terimalah perbedaan dengan tanpa memberikan pendapat atau penilaian tentang mereka.
*      Tunjukkan suatu penghargaan. Belajar bagaimana suatu penghargaan itu dikomunikasikan melalui suatu gerak isyarat, kontak mata, dan sejenisnya dalam berbagai budaya yang berbeda.
*      Empati. Sebelum menyampaikan suatu pesan, cobalah untuk membayangkan perasaan orang lain bagaimana dan mengapa berkomunikasi.
*      Menahan sikap ambiguitas atau mendua. Belajar untuk mengendalikan kekecewaan pada situasi yang membingungkan.
*      Jangan melihat sesuatu yang superfisial. Jangan diganggu dengan sesuatu seperti pakaian, penampilan, atau ketidaknyamanan lingkungan.
*      Sabar dan tekun. Ketika seseorang berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda, jangan mudah menyerah.
*      Mengenal bias budaya Anda sendiri. Belajar untuk mengidentifikasi ketika asumsi Anda berbeda dengan orang lain.
*      Fleksibel/luwes. Siap mengubah kebiasaan atau sikap Anda ketika berkomunikasi dengan orang yang memiliki budaya berbeda.
*      Tekankan hal-hal yang biasa. Carilah kesamaan untuk menjalin suatu kerja sama.
*      Mengirim pesan yang jelas. Membuat sinyal verbal dan nonverbal yang jelas dan konsisten.
*      Tingkatkan kepekaan budaya Anda. Belajar tentang berbagai kebiasaan dan praktik, sehingga seseorang perlu waspada terhadap potensi munculnya salah komunikasi.
*      Bersifat individual. Berkomunikasi dengan setiap orang sebagai individu bukanlah mewakili kelompok lain.
*      Belajar secara langsung. Investigasi setiap budaya, sehingga Anda tahu kapan mengirim suatu pesan dengan cara langsung atau tidak langsung.
*      Memperlakukan tafsiran Anda sebagai hipotesis kerja. Saat Anda memahami budaya asing, berhati-hatilah terhadap umpan balik yang dilakukan si penerima pesan.










BAB III
PENUTUP

3.1.      Kesimpulan
Komunikasi sangat penting digunakan untuk berbagai aspek kehidupan khususnya komunikasi lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang menggunakan komunikasi verbal dan non verbal dengan memperhatikan faktor budaya disuatu daerah, wilayah atau Negara. Diperlukan pemahaman bersama antara dua orang atau lebih dalam berkomunikasi. Kesepakatan ekonomi diberbagai kawasan dunia saat ini akan menjadikan komunikasi lintas budaya semakin penting. Perbedaan budaya menyebabkan semakin besar persepsi diantaranya ada 10 hal yang muncul yaitu : nilai-nilai social, peran dan status, adat pembuatan keputusan, konsep waktu, konsep ruang pribadi, konteks budaya, bahasa tubuh, tingkah laku social dan sopan santun, tingkah laku legal dan etis dan perbedaan budaya perusahaan. Mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seseorang tentang budaya tertentu sebenarnya merupakan suatu cara yang baik untuk menemukan bagaimana mengirim dan menerima pesan-pesan lintas budaya secara efektif. Namun, perlu diingat dua hal penting, yaitu pertama, jangan terlalu yakin bahwa seseorang akan dapat memahami budaya orang lain secara utuh atau sempurna. Kedua, jangan mudah terbawa kepada pola generalisasi terhadap perilaku seseorang dari budaya yang berbeda. Mempelajari keterampilan komunikasi lintas budaya pada umumnya akan membantu seseorang beradaptasi dalam setiap budaya, khususnya jika seseorang berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda.







3.2.      Kasus
Komunikasi antar budaya (studi kasus pada pola komunikasi etnis Arab dengan masyarakat pribumi di kelurahan Empang Kota Bogor)

Komunikasi antar budaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda kebudayaan. Sebagaimana definisi yang dikemukakan oleh para ahli, bahwa Komunikasi antarbudaya merupakan komunikasi yang dilatarbelakangi oleh perbedaan budaya. Keterkaitan komunikasi dan budaya telihat pada cara manusia berkomunikasi melintasi komunitas manusia yang meliputi bagaimana memahami makna, model tindakan dan bagaimana makna serta model-model itu ditafsirkan sebuah kelompok yang berebeda budaya. Dan komunikasi antar budaya terjadi pada etnis Arab dengan masyarakat pribumi yang membentuk sebuah pola komunikasi. Alasan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui proses terbentuknya pola komunikasi yang terjadi pada etnis Arab dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Empang Kota Bogor melalui beberapa variabel yang meliputi bahasa, pola komunikasi antar pribadi, pola komunikasi antar kelompok, prasangka, dan stereotip.

PokokMasalah :
Adapun identifikasi dan rumusan masalah ini lebih terfokus pada variable pola komunikasi dalam komunikasi antar budaya, sebagai cara pembuktian adanya pengaruh budaya pada hubungan komunikasi yang terjadi maka penulis melihat bagaimana pola komunikasi yang terjadi antaraetnis Arab dengan masyarakat pribumi? Bagaimana bahasa yang digunakan dalam pola komunikasi yang terjadi antar kedua etnis tersebut? Serta bagaimana prasangka dan stereotip yang tumbuh dari komunikasi yang terjadi antara etnis Arab dengan masyarakat pribumi?




Penyelesaian :
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yang dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam pendekatan kualitatif, penulis pengumpulan data dengan cara observasi, interview dan dokumentasi. Peneliti juga melakukan observasi dengan mengunjungi lokasi kelurahan Empang sebagai lokasi studi penelitian dan juga melakukan wawancara kebeberapa narasumber yang dianggap tepat dalam memberikan informasi. Hubungan komunikasi etnis Arab dengan masyarakat pribumi yang ada di KelurahanEmpang Kota Bogor berlangsung dengan baik, secara keseluruhan etnis Arab membaur kedalam budaya masyarakat pribumi hal tersebut sangat Nampak dalam berbagai aspek kegiatanseperti; ekonomi, pendidikan, budaya, perkawinan, dan keagamaan. Ada pun bahasa yang digunakan dalam hubungan komunikasi yang berlangsung meliputi bahasaSunda, Indonesia, Arab serta bahasa campuran, bahasa Sunda adalah bahasa yang paling banyak digunakan, adapun mengenai prasangka dan stereotip yang ada hanyalah dalam skala kecil sehingga tidak menimbulkan konflik universal bagi antara etnis Arab dan masyarakat pribumi.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Sutrisna.2006. Komunikasi Bisnis. Denpasar: Andi Offset
http://ivo-m.blogspot.co.id/2011/03/komunikasi-bisnis.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar