1.
Analisa
Masalah Penduduk
Masalah penduduk bukan hanya
masalah tingkat pertumbuhan namun difokuskan pada jumlah penduduk keseluruhan,
menyangkut kepentingan pembangunan serta kesejahteraannya. Masalah yang mungkin
muncul adalah perbaikan tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan
kesejahteraan umum. Masalah mendasar yang biasanya paling diperhatikan
diantaranya:
Ø Mampukah
Indonesia mengatasi masalah kependudukan mengingat jumlah dan penyebaran
penduduk yang ada sekarang ini? Lalu sampai seberapa jauhkah pertambahan
penduduk yang telah terjadi.
Ø Apakah
yang harus dilakukan oleh Indonesia untuk peningkatan angkatan kerja yang
terjadi dimasa mendatang? Apakah akan tersedia cukup banyak kesempatan kerja
untuk mereka atau apakah pemerintah hanya berusaha menjaga agar tingkat
pengangguran tidak meningkat, atau membiarkannya begitu saja?
Ø Apa
sajakah implikasi dari jumlah penduduk yang besar dan distribusinya yang tidak
merata ini terhadap peluang mereka untuk meringankan penderitaan hidupnya?
Apakah program transmigrasi dapat memecahkan sebagian dari masalah
kependudukan?
2.
Stuktur
Penduduk Indonesia
Distribusi
penduduk Indonesia sangat tidak merata. Misalnya dipulai Jawa dan luar Jawa
yang disebabkan oleh kebijakan pembangunan diera Orde Baru yang terpusat
dipulai Jawa yang menyebabkan banyak penduduk yang tinggal diluar pulai jawa
bermigrasi dan menetap di pulau Jawa.
a. Sebaran per Wilayah Geografis
Lebih
dari 132 juta orang (sekitar 55% penduduk Indonesia) pada tahun 2008 yang
berjumlah sekitar 240 juta orang bermukim di pulau Jawa + Madura. Sangat
terlihat kepadatannya mengingat pulau Jawa merupakan wilayah dengan luas 6,7%
dari wilayah Indonesia.
b.
Tren
Tingkat Kelahiran dan Kematian
Secara kuantitatif, tingkat
pertambahan penduduk dihitung atas dasar persentase kenaikan relatif dari
jumlah penduduk neto pertahun yang bersumber dari pertambahan nilai. Pertambahan nilai adalah selisih antara jumlah
kelahiran dan kematian, atau selisih teknisnya, selisih antaran tingkat
fertilitas dan moralitas. Sedangkan migrasi internasional neto adalah selisih
antara jumlah penduduk yang bermigrasi dan berimigrasi.
c.
Struktur
Usia dan Beban Ketergantungan
Dengan mengetahui jumlah dan persentase
penduduk di tiap kelompok umur, dapat diketahui berapa besar penduduk yang
berpotensi sebagai beban. Juga dapat dilihat berapa persentase penduduk yang
berpotensi sebagai modal dalam pembangunan yaitu penduduk usia produktif. Rasio
ketergantungan penduduk adalah perbandingan
antara pemuda berusia dibawah 15 tahun yang tentunya belum memiliki pendapatan
sendiri, dengan orang - orang dewasa yang aktif atau produktif secara ekonomis
berusia 15 tahun hingga 64 tahun. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin
cepat laju pertambahan penduduk, akan semakin besar pula proporsi penduduk
berusia muda yang belum produktif dalam total populasi, dan semakin berat pula
beban tanggungan penduduk yang produktif. Fenomena ketergantungan penduduk
berusia muda ini selanjutnya menimbulkan masalah lain, yakni konsep penduduk
tua dan penduduk muda, dan yang tidak kalah pentingnya, yakni apa yang disebut
sebagai momentum pertumbuhan penduduk yang tersembunyi.
d.
Penduduk
Muda dan Penduduk Tua
Penduduk suatu negara
dianggap penduduk muda apabila penduduk usia dibawah 15 tahun mencapai sebesar
40 persen atau lebih dari jumlah seluruh penduduk. Sebaliknya penduduk disebut
penduduk tua apabila jumlah penduduk usia 65 tahun keatas diatas 10 persen dari
total penduduk. Suatu bangsa yang mempunyai karakteristik penduduk muda akan
mempunyai beban besar dalam investasi sosial untuk pemenuhan kebutuhan
pelayanan dasar bagi anak - anak dibawah 15 tahun ini. Maka dari itu pemerintah
harus membangun sarana dan prasarana pelayanan dasar mulai dari ibu hamil,
kelahiran bayu, bidan, dan tenaga kerja lainnya, serta sarana untuk tumbuh
kembang anak.
e. Momentum Pertumbuhan Penduduk yang Tersembunyi
Salah satu aspek pertumbuhan
penduduk yang sulit dipahami adalah kecendrungannya untuk terus menerus
mengalami peningkatan yang tidak terhentikan sekali pun tingkat kelahiran telah
mengalami penurunan secara drastis. Pertambahan penduduk mempunyai
kecenderungan inheren untuk terus melaju; seolah - olah laju pertumbuhan
penduduk tersebut mempunyai satu daya tarik internal yang kuat dan tersembunyi.
Ada dua alasan pokok yang melatar belakangi keberadaan daya gerak tersembunyi
itu. Yang pertama, tingkat kelahiran itu sendiri tidak mungkin diturunkan dalam
satu malam saja. Sedangkan alasan yang kedua atas adanya momentum yang
tersembunyi tersebut erat kaitannya dengan struktur usia penduduk Indonesia.
3.
Penduduk
Usia Kerja dan Pengangguran
Penduduk yang mempunyai usia
15-46 tahun biasanya disebut sebagai penduduk usia kerja atau sering juga
disebut sebagai penduduk yang aktif secara ekonomi.
a.
Penduduk
Usia Kerja dan Angkatan Kerja
Penduduk usia kerja adalah
semua penduduk, laki - perempuan, yang siap untuk memasuki angkatan kerja,
yakni semua orang yang telah melewati wajib belajar yang ditentukan oleh negara
dan belum mencapai umur pensiun.Di Indonesia yang menentukan wajib belajar 9
tahun. Yang mana seorang anak diperkenankan memasuki pendidikan dasar pada umur
6 tahun, maka seorang yang berumu 6 tahun ditambah 9 tahun = 15 tahun dianggap
siap untu memasuki angkatan kerja. Tingkat kegiatan kasar diartikan sebagai
persentase jumlah penduduk yang secara ekonomi aktif dan hal ini tergantung
pada dua aspek: struktur umur - jenis kelamin penduduk, dan persentase yang
bekerja pada setiap kelompok umur dan jenis kelamin.
b.
Konsep
Bekerja dan Menganggur
The
International Labor Office (ILO) memberikan tiga aspek untuk diperhatikan
sebelum kita daoat mengatakan bahwa seseorang dinegara sedang berkembang
sebagai bekerja. Ketiga aspek tersebut diantaranya:
(1) Aspek
Penghasilan, pekerjaan memberikan penghasilan kepada yang bekerja.
(2) Aspek
Produksi, pekerjaan memberikan output (produksi), dan
(3) Aspek
Pengakuan (recognition), pekerjaan memberikan pengakuan kepada seseorang bahwa
dia terikat dengan sesuatu yang layak bagi hidupnya.
c. Jumlah Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja
dan Pengangguran Terbuka
Di negara maju yang dianggap
penganggur terbuka adalah mereka yang sedang mencari kerja, mereka secara aktif
mencari pekerjaan. Untuk menunjukkan bahwa mereka secara aktif mencari kerja
mereka mendaftarkan diri di kantor tenaga kerja. Mereka yang mendaftar pada
kantor tenaga kerja dibayar biaya hidup yang disebut dole, yang jumlahnya lebih
kecil daripada upah kalau ia bekerja. Di Indonesia juga ada departemen tenaga
kerja yang mempunyai kantir penempatan tenaga kerja disetiap provinsi dan
kabupaten. Hal tersebut dilakukan dengan cara pemerintah Indonesia harus
menciptakan sendiri cara menghitung pengangguran terbuka yang dianggap lebih
menggambarkan keadaaan sebenarnya. Cara yang dipilih adalah dengan mengadakan
survei yang dilaksanakan pada waktu tertentu.Untuk penduduk yang setengah
menganggur memiliki arti yang bekerja lebih sedikit dari waktu penuh (35 jam)
dalam seminggu, mungkin hanya 2 jam, atau sepuluh jam, atau tiga puluh jam.
Setengah menganggur beda dengan penganggur tersembunyi. Dalam hal penganggur
tersembunyi, jumlah jam kerja mereka mungkin sekali berada dibawah penuh waktu
(35 jam per minggu), namun kalau mereka dipindahkan dari tempat kerjanya
sekarang jumlah produksi tidak menurun. Penduduk yang setengah menganggur ini
dibedakan menjadi dua golongan, yakni penduduk yang terpaksa menerima keadaan
setengah menganggur dan maupun yang secara sukarela menerima keadaan setengah
menganggur.
4.
Analisa
Masalah Distribusi dan Perpindahan Penduduk
(1)
Faktor
pendorong dan penarik migrasi.
Migrasi dipengaruhi oleh daya
dorong satu wilayah dan daya tarik wilayah lainnya. Daya dorong menyebabkan
orang pergi ketempat lain, hal tersebut tidak lepas dari persoalan kemiskinan
dan pengangguran yang terjadi diwilayah tersebut.
Adapun
faktor pendorong diantaranya:
a. Makin
berkurangnya sumber - sumber kehidupan; seperti menurunnya daya dukung
lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan
bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu atau bahan dari
pertanian.
b. Menyempitnya
lapangan pekerjaan ditempat asal;
c. Adanya
tekanan – tekanan seperti politik, agama dan suku sehingga mengganggu hak asasi
penduduk di daerah asal
d. Alasan
pendidikan, pekerjaan atau perkawinan;
e. Bencana
alam.
Sedangkan daya tarik wilayah
adalah jika salah satu wilayah mampu atau dianggap mampu menyediakan fasilitas
dan sumber - sumber penghidupan bagi penduduk.
Adapun
faktor - faktor penarik antara lain:
a.
Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk
memperbaiki taraf hidup atau kesejahteraan;
b.
Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan
yang lebih baik
c.
Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang
menyenangkan
d.
Adanya aktivitas - aktivitas dikota besar
hingga tempat hiburan sebagai daya tarik suatu daerah.
(2)
Migrasi
dalam dimensi spasial dan dimensi waktu.
Migrasi dikelompokkan
berdasarkan dua dimensi penting, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan
dimensi waktu. Dalam dimensi spasial dikenal migrasi internasional dan migrasi
internal (dalam suatu negara). Migrasi internasional merupakah perpindahan
penduduk dari satu negara ke negara lain atau dari satu benua ke benua lain.
Migrasi internal di Indonesia yang penting meliputi perpindahan penduduk:
(a)
Antar provinsi/kabupaten antar pulau yang
dikenal dengan istilah transmigrasi atau antar provinsi/kabupaten dalam satu
pulau, dan
(b)
Dari wilayah pedesaan ke wilayah perkotaan yang
disebut urbanisasi, atau sebaliknya dari kota ke pinggir kota dan pedesaan
(deurbanisasi).
Dalam
kriteria migrasi, ada beberapa kriteria agar seseorang bisa disebut migran,
diantaranya ada yang dikenal dengan migrasi seumur hidup, migrasi risen, dan
migrasi total. Migrasi seumur hidup (life time migration) adalah jika seorang
bertempat tinggal pada saat pengumpulan data berbeda dengan tempat tinggalnya
waktu mereka lahir. Migrasi risen (recent migration) adalah apabila tempat
tinggal seseorang pada saat pengumpulan data berbeda dengan tempat tinggalnya
pada waktu lima tahun sebelumnya. Sedangkan migrasi total (total migration)
adalah apabila seseorang pernah bertempat tinggal di tempat yang berbeda dengan
tempat tinggal pada waktu pengumpulan data. Kriteria migrasi risen lebih
mencerminkan dinamika spasial penduduk antar daerah daripada migrasi seumur
hidup yang relatif statis. Sedangkan migrasi total tidak memasukkan batasan
waktu antara tempat tinggal sekarang (waktu pencacahan) dan tempat tinggal
terakhir sebelum tempat tinggal sekarang. Akan tetapi migrasi total biasa
dipakai untuk menghitung migrasi kembali (return migrastion).
(3)
Transmigrasi
Merupakan perpindahan
penduduk dari pulau Jawa, Madura, dan Bali ke Pulai Sumatra, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku, Papua Barat. Diarahkan dalam upaya pemanfaatan, pengolahan,
dan pengembangan potensi sumber daya alam dan potensi sumber daya manusia.
(4) Urbanisasi
Perpindahan penduduk
kewilayah perkotaan dari wilayah pedesaan disekitarnya. Sehingga pemerintah
mengenalkan mekanisme untuk usaha-usaha pertanian didesa.
Nehen, I K. 2012. Perekonomian Indonesia. Denpasar:UUP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar